Sistem operasi yang sedang hangat-hangat nya, Windows 8 diramalkan
sukses memberi penyegaran terhadap produk sistem operasi Microsoft.
'prestasi' itu berkat tangan dingin Steven Sinofsky.
Namun sayang, tak lama setelah peluncuran OS terbaru Microsoft tersebut, Sinofsky memutuskan untuk pergi.
Seperti
yang dilansir Cnet, Tak jelas apa alasan pengunduran diri sosok yang
menjabat sebagai Presiden Windows dan Windows Live Grup tersebut. Banyak
yang kaget, terlebih Microsoft baru melahirkan Windows 8, 'bayi' yang
dirawat Sinofsky dari awal pengembangannya.
"Saya sangat
bersyukur dapat bekerja bertahun-tahun dengan Steve (Sinofsky) yang
telah memberi kontribusi besar untuk Microsoft," ujar CEO Microsoft
Steve Ballmer.
Ia pertama kali bergabung dengan produsen software raksasa tersebut sejak Juli 1989 sebagai software design engineer.
Sinofsky
baru saja menamatkan pendidikan master degree jurusan computer science
di Universitas Massachusetts, Amherst. Tak butuh waktu lama, selang tiga
tahun, ia dipromosikan untuk menjadi asisten teknis Bill Gates. Itu
adalah posisi prestisius bagi para pegawai mud Microsoft.
Sampai pada tahun 1999, karir Sinofsky melesat dengan dipercaya mengisi kursi Senior Vice President untuk produk Office.
Tantangan
baru muncul di hadapan pria pelontos ini untuk jabatan Senior Vice
President Windows dan Windows Live Grup di tahun 2006.
Tugas
pertamanya di posisi strategis tersebut adalah meredam 'kegelisahan'
pengguna Windows atas performa Vista. Nah, kemudian muncul lah Windows 7
sebagai 'proyek' pertama sang eksekutif dengan jabatan Presiden
Windows.
Jawabannya Windows 8! OS versi terbaru ini pun akhirnya
mampu tampil menarik dengan mengusung modern user interface yang
ditampilkan lewat gaya kotak-kotak. Tampilan ini dulu sempat disebut
'Metro', namun belakangan ditinggalkan Microsoft lantaran tersandung
kasus paten.
Lewat Windows 8 inilah Sinofsky dianggap sukses
memberi penyegaran terhadap seri keluarga Windows yang sudah sangat
populer. Harapan baru pun muncul bagi Microsoft untuk turut bersaing di
ranah OS mobile lewat Windows Phone 8.
Prestasi Sinofsky bahkan
membuatnya disebut sebagai CEO-in-waiting alias calon CEO Microsoft
berikutnya, saat Steve Ballmer tak lagi menjabat.
"Steven (Sinofsky) memiliki talenta yang jarang dimiliki orang lain," bisik salah satu eksekutif Microsoft kepada Cnet.
Namun
sayang, harapan sejumlah pihak untuk melihat Sinofsky menduduki posisi
CEO Microsoft sepertinya harus dipinggirkan sejenak. Hal ini setelah
sang veteran sudah memutuskan hengkang dari dekapan 'sang raksasa'.
Untuk
mengisi kursi lowong yang ditinggalkan Sinofsky, Microsoft sendiri
telah menunjuk Julie Larson-Green untuk memimpin lini bisnis software
Windows dan hardware engineering.
sumber : WartaNesw.com
4 comments:
wew..menarik artikel.a
sayang banget..
windows 8 jga baru seumur jagung..
alasannya mundur sinofsky blm ada kejelasan yahh sob..?
:D
sklian follow no. 19
menyimak sekilas,...^_^
visit n follow #21
Kurang Meyakinkan Windows 8,,
Post a Comment